Gadis yang berkelahiran pada tanggal 25 february 1992 ini memiliki nama panjang fauziah nisaa febriany, gadis ini biasa dipanggil dengan sebutan ebi dirumahnya. Namun jika diluar nama panggilannya pun berubah dengan banyak sebutan. Tak banyak sesuatu special yang seharusnya dibanggakan di dalam hidupnya. Dia menganggap dirinya adalah suatu proses perjalanan dimana seorang wanita yang ingin menjadi lebih baik lagi. Gadis ini dibesarkan oleh kedua orangtuanya yang berbeda daerah asal. Bapaknya adalah seorang laki-laki yang berkelahiran darah jawa. Namun ibunya wanita yang berkelahiran darah sunda. Di dalam hidupnya gadis ini melewati banyak fase perjalanan hidup yang memang banyak dialami para remaja lainnya. Tapi banyak pula yang ia tidak rasakan seperti kebanyakan para remaja lainnya. Gadis ini dilahirkan dengan kasih sayang penuh dan kebahagian di masa kecilnya. Sangat banyak pula barang yang ia minta pasti akan menjadi miliknya. Sesuatu yang ia rasa pantas memilikinya maka ia akan meminta langsung kepada orangtuanya untuk membelikannya. Ia memang sangat dimanja, karena ia adalah anak terakhir dari 4 bersaudara. Bahkan kakaknya pun sendiri merasa iri dan benci terhadap apa yang adiknya miliki saat itu. Saat itu keluarganya merasa cukup dengan keadaan ekonomi yang terjadi belakangan itu. Bapaknya adalah seorang pegawai PNS disebuah Departemen Pendidikan Nasional di daerah sudirman senayan. Pada waktu itu pun ibunya adalah seorang pegawai disebuah Rumah Sakit Swasta, namun karena tuntutan sebagai ibu rumah tangga yang harus merawat ke 4 anaknya maka seorang ibu rela berkorban untuk resign dari pekerjaan nya sebagai seorang perawat.
Di saat keluarga nya berada pada fase dikehidupan yang memuaskan, banyak kejadian yang datang di dalam keluarga ini. Tak sedikit harta yang dimiliki dijual begitu saja. Bahkan gadis ini pernah hampir mengalami kejadian yang memang tak pantas ia dapatkan di umur 12tahun. Ia hampir kehilangan sebuah keluarga bahagia yang pernah ia rasakan sebelumnya. Hampir setiap hari ia mendapatkan tekanan dari kedua orangtuanya dengan cara bertengkar setiap hari. Bahkan dengan kejadian ini ia sampai kehilangan masa remaja nya yang harus ia habiskan dengan bersenang-senang bersama temannya. Kebahagiaan masa remajanya sangat bertolak belakang dengan kejadian masa kecilnya yang pernah ia rasakan.
Gadis ini sempat menyalahkan tuhan yang jahat kepadanya. Ia menganggap tuhan telah merenggut apa yang ia miliki sebelumnya. Dari segi ekonomi, keluarga, bahkan kebahagiaan yang ia miliki saat itu maka banyak hal yang telah ia rasakan didalam hidupnya. Dengan bertambahnya umur sekarang ini, maka sangat memudahkanya untuk berfikir dan menjadi wanita yang lebih dewasa lagi dalam memahami kehidupan ini. Di dalam benaknya sekarang ialah sebuah kenyataan yang harus dilalui dengan rasa ikhlas dan keridhoan dari tuhan yang sangat berharga baginya. Ia sempat bertanya-tanya kepada dirinya sendiri. Apakah ini semua salahnya karena tindakan yang ia lakukan selama ini. Bagaimana bisa ia dapatkan kenyataan bahwa selama ini ia belum pernah mendapatkan pelajaran agama yang seharusnya kepala rumah tanggalah yang berperan dan mengambil andil dalam masalah ini. Bagaimana bisa seorang kepala rumah tangga tidak bisa mengajari anak-anaknya aqidah di dalam ajaran agamanya. Bahkan, seorang anak hingga bisa mengaji dan mengenal sholat dari orang lain yang dibayar, bukanlah dari kedua orangtuanya sendiri. Ia tidak pernah menyalahkan bahkan menuntut kedua orangtuanya untuk menjadi kedua orangtua yang mampu menjadi contoh untuk anak-anaknya. Ia juga tidak pernah meminta untuk apapun yang ia ingin miliki seperti teman-temanya memiliki keluarga yang bahagia. Keluarganya memang bukan keluarga yang broken home. Tapi yang ia rasakan seperti seorang anak yang hanya sekedar untuk menumpang makan, tidur, bahkan bernafas setiap hari. Sesudah itu maka ia akan mengembalikannya jika ia sudah menghasilkan uang sendiri. Banyak kebohongan-kebohongan yang ia tutupi kepada temannya. Diluar dan didalam rumah ia tampilkan wajah yang bahagia dengan memiliki keluarga yang indah. ia memang bukan anak yang sempurna namun apakah seorang ibu dan bapak tahu perasaan seorang anak yang hancur karena tindakan mereka sendiri. Apakah mereka tahu bahwa ia tidak merasakan seperti mempunyai kedua orangtua.
Banyak anak yang merasa sedih karena ia tidak mempunyai seorang figur bapak yang ditinggal pergi. Namun kenapa ia merasa sedih walaupun ia tidak ditinggal bapaknya tetapi ia seperti tidak mempunyai figur seorang bapak dihidupnya. Ia banyak bersyukur bahwa apapun yang ia dan kakak-kakaknya lakukan demi pendidikan, seorang bapak masih ingin bertanggung jawab penuh demi kebahagian masa depan anak-anaknya kelak. Saya pun tidak peduli dengan apa yang orang lain katakan tentang saya. Saya memiliki pribadi yang low profile, tapi saya bukan lah orang yang gampang untuk welcome kepada semua orang. Dengan arti bahwa saya tidak bisa membagi masalah hidup saya dengan oranglain. Bahkan saudara kandung saya sendiri.
Bagi saya, urusilah pribadi anda sendiri. Jika anda tidak ingin di usik, maka diamlah dan jangan pernah mengusik oranglain. Saya adalah saya. Bukan anda yang mengatur hidup saya. Tapi sayalah yang menjalani peran sebagai diri saya sendiri. DON’T JUDGE ME IF YOU DON’T KNOW WHO I’M !
Really, it’s so hard to find the best answer from a divine.
But I think, the best answer can you get if you pure to show about a real true in your life, not action or a fake stupid and so moron !
BY : N.P
FAUZIAH NISAA FEBRYANI
22210659
1EB12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar